My Instagram

WHAT'S NEW?
Loading...

Kisah Sukses Steve Jobs Sebagai Motivasi Dalam Berwirausaha

Steve Jobs

Pendahuluan

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan jasa yang menjadi sumber keunggulan untuk dijadikan peluang. Jadi, kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda.
Seorang wirausahawan adalah seseorang yang berani berusaha dan menerapkan nilai-nilai yang ada dalam kewirausahaan. Agar kita dapat menjadi seorang wirausahawan yang sukses, maka kita perlu untuk mengambil contoh dan meneladani kisah yang dilakukan oleh seorang wirausahawan yang telah berhasil dalam usaha yang dia kelola.
Perkembangan teknologi informasi saat ini sangatlah begitu pesat. Banyak wirausahawan yang mengembangkan start-up atau produk dalam bidang teknologi informasi. Sehingga tidak jarang kita temukan saat ini banyaknya produk-produk baru yang begitu cepat bersaing dan berlomba-lomba dalam keunggulan produknya dibidang teknologi informasi tersebut.
Penulis berminat untuk membahas mengenai kisah sukses seorang tokoh yang bernama Steve Jobs. Steve Jobs merupakan seorang tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teknologi informasi saat ini, sehingga dari kisah tersebut dapat bermanfaat bagi kita untuk mengambil kegigihan dan inovasi-inovasi yang dilakukan oleh Steve Jobs.

Kisah Steve Jobs

Masa Kecil dan Pendidikan

Abdul Latief Jendali atau dikenal sebagai Steve Jobs lahir di San Francisco, California, Amerika Serikat pada tahun 24 Februari 1955. Akan tetapi sejak bayi Steve Jobs diadopsi oleh Paul dan Clara Jobs dan tinggal di California. Steve Jobs menjalani pendidikan SMP hingga SMA di Curpetino, California. Setelah lulus SMA pada tahun 1972, Steve Jobs melanjutkan studinya di salah satu Universitas Amerika yang unggulan yaitu di Red College di Portland, Oregon).
 Akan tetapi studinya tidak berjalan dengan baik, Steve justru dikeluarkan atau drop out dengan sebuah alasan yaitu membosankan dan ia tidak tertarik dan hanya bertahan 1 semester. Pada waktu itu Steve Jobs sangat frustasi. akan tetapi ia tidak terus terbuai terlalu lama dan langsung bangkit. Kemudian Steve mengambil kelas kaligarfi di Red College. Steve akhirnya jatuh cinta dengan kaligrafi karena alasan sebuah seni indah yang menakjubkan.
Perekonomian Steve pada waktu sangat sulit, bahkan ia tidak mempunyai kamar kost dan hanya menumpang dirumah salah satu temannya. Bahkan untuk membeli makanan saja, ia harus mencari botol bekas kemudian menjualnya untuk mendapatkan uang. 
Setelah sekian lama mempelajari ilmu Kaligrafi, Steve kemudian kembali berpikir apakah ilmu kaligrafi yang ia kuasai akan bermanfaat dikemudian hari. Namun pertanyaan tersebut terjawab 10 tahun kemudian. Pada saat itu Steve sedang mendesain Mac atau PC Machintos, Ilmu kaligrafi saangat berguna untuk mendasain itu semua.

Mendirikan Apple, NeXT dan PIXAR

Pada usia Steve Jobs beranjak ke 20 tahun, ia mengajak temannya Steve Wozniak untuk mendirikan sebuah perusahaan sendiri yang diberi nama Apple Computer CO. Mereka berdua memutuskan untuk membuat perusahaan teknologi karena mereka mempunyai hobi yang sama yaitu mengotak-atik komputer disisi lain juga mereka berdua ingin mengubah dunia dengan teknologi.
Setelah mendirikan perusahaan tersebut. mereka berdua lalu mengeluarkan produk PC (Personal Computer) pertama mereka seharga $666.66. Produk pertama mereka meledak dan sangat laku dipasaran. Pada rentang waktu 1977-1980, Apple mengeluarkan produk kedua dan ketiganya yang diberi nama Apple II dan Apple III. Namun produk turunan tersebut tidak sukses dari sebelumnya. Walaupun begitu, Jobs dan Wozniak serta Apple terus konsisten dan semakin memperdalam bidang pengembangan tersebut demi mewujudkan impian mereka. 
Setelah 10 tahun lamanya, akhirnya Apple berkembang dengan pesat. Yang awalnya hanya memiliki 2 karyawan, pada saat itu telah memiliki 4000 karyawan dan nilai perusahaan Apple juga terus mahal yang pada waktu itu menembus harga $ 2 Milliar. Untuk mengembangkan lagi ide-ide yang ada dalam perusahaannya, akhirnya Steve Jobs mengajak John Sculley dari Pepsi-Cola untuk memimpin Apple. 
Namun, sebuah nasib sial dirasakan oleh Steve Jobs, ia justru dipecat oleh perusahaan yang notabene ia dirikan dari awal akhrnya mencapakan dirinya. Berbekal segudang pengalaman, Steve Jobs kembali bangkit dan mendirikan perusahaan baru bernama NeXT yang fokus dibidang yang sama dengan Apple. Tidak hanya perusahaan NeXT, ia juga mendrikan perusahaan animasi yang terkenal hingga sekarang dan diberi nama PIXAR.
Dengan perkembang NeXT yang sangat pesat dibawah kepemimpinan Steve Jobs, hal ini membuat Apple terancam dan memutuskan untuk membeli NeXT. Setelah Akuisisi NeXT sukses, banyak teknologi NeXT yang diterapkan pada Apple. Lambat laun perusahaan NeXT mulai menunjukkan dominasinya dibawah Apple dengan menjadi jantung bagi produk-produk yang dikeluarkan Apple. Di sisi lain juga pemimpin Apple pada waktu itu kinerjanya dinilai buruk untuk masa depan Apple itu sendiri. Hal inilah menjadi pertimbangan para direksi untuk mengangkat kembali Steve Jobs untuk meminpin perusahaan Apple.
Setelah resmi kembali menjadi CEO Apple pada tahun 1997, Steve Jobs langsung mendombrak perusahaan Apple dengan merilis produk unggulan seperti Iphone, IMac, Ipod, Icloud, IOS, Ipad, dan Macbook yang mendominasi pasar dunia hingga saat ini. Steve Jobs mengatakan bahwa keberhasilan yang ia raih salah satunya berawal dari tendangan dirinya dari Apple. Steve kemudian menganggap jika dulu dirinya tidak dipecat oleh Apple kemungkinan produk-produk Apple seperti sekarang tidaklah ada. Karena dari kejadian itulah Steve Jobs lebih memahami konsumen.
Pada tahun 2004, Steve divonis mempunyai penyakit Kanker Pankreas yang diklaim pada waktu itu sulit untuk disembuhkan. Menurut banyak pengamat, hal ini sungguh disayangkan karena pada masa-masa itu Apple dan Steve berada dalam puncak kejayaan. Dan akhirnya pada tanggal 5 oktober 2011, Steve Jobs meninggal dunia karena penyakit yang dia derita. Duka kepergian Steve Jobs bukan hanya melanda keluarga dan perusahaan Apple saja. Namun dirasakan oleh seluruh dunia. Karena Steve Jobs dianggap sebagai salah satu orang berpengaruh didunia.

Pelajaran Yang Dapat Kita Ambil dari Steve Jobs

  1. Jangan mudah berputus asa dan segera bangkit, seperti saat Steve Jobs harus di keluarkan dari kampusnya, namun dia segera bangkit dan belajar sesuai apa yang dia inginkan dan saat dia dipecat dari perusahaan miliknya sendiri, namun dia segera bangkit lagi membuat perusahaan NeXT dan PIXAR yang kemudian menjadi berjaya ditangannya.
  2. Percaya diri, seperti saat dia dipecat dari Apple kemudian dia berani dan yakin untuk membuat perusahaan NeXT dan PIXAR walaupun saat itu Apple sedang saat berjayanya.
  3. Inovatif dan kreatif, seperti dengan produk-produk yang Steve Jobs keluarkan semuanya merupakan produk baru hasil buah pemikirannya dan mampu bersaing.
  4. Pengambilan resiko, seperti saat produk Apple III tidak terlalu diminati dipasaran namun dia mengambil pelajaran dari resiko itu dan lebih memahami pelanggan bahkan mampu membuat produk-produk selanjutnya yang sesuai dengan keinginan pelanggan.
  5. Kepemimpinan, yang mana dapat kita ambil saat Steve Jobs memegang kembali perusahaan Apple dan menjadikan Apple produk-produknya sangat laris dipasaran.
  6. Berorientasi pada tugas dan hasil, prestasi dan produk yang telah dibuat oleh Steve Jobs sangatlah bagus dan banyak produknya yang mendunia sampai saat ini.
  7. Orisinil dan daya cipta tinggi, produk yang telah dirancang dan dibuat oleh Steve Jobs sangat banyak, diantaranya Apple, NeXT, PIXAR, Iphone, IMac, Ipod, Icloud, IOS, Ipad, Macbook, dll.


 

1 comment: Leave Your Comments

  1. Thanks infonya. Oiya selain Steve Jobs, CEO Apple Tim Cook ternyata juga punya tips ampuh dan sederhana loh yang bisa diterapkan untuk bisa meraih kesuksesan. Temen-temen bisa cek rahasianya di sini: Tips sukses CEO Apple

    ReplyDelete